Data statistik memperlihatkan bahwa hanya ada 8 dari 100 orang yang berhasil menembus usia 70 tahun. Berarti mereka adalah orang orang hebat.
“Kita wajib bersyukur dengan menjalani hidup yang berimbang lewat berolah rohani, berolah pikir dan berolah raga, serta terus berkarya untuk kemaslahatan umat,” demikian disampaikan Dr. Idwan Soehardi, alumnus Teknik Geologi ITB Angkatan 1973, yang juga mantan Deputi Menteri Riset dan Teknologi, serta Anggota MPR-RI 1992 – 1997, pada Acara Halal Bi Halal dan Reuni Alumni Geologi ITB Angkatan 1973, Minggu, 4 Mei 2025.
Tiga unsur keseimbangan hidup tadi juga sempat ditampilkan pada acara ini, saat Tatang Soetisna, Alumnus Geologi ITB 1973, yang mantan Vice President Corporate Planning Pertamina, mengutip Ayat Kursi dan ayat-ayat dari Surat Al Baqarah tentang rasa syukur dan ahlak.
Lalu, alumnus yang lain, Setiabudi Djaelani meluncurkan bukunya berjudul: “Pesantren Qurán Online Itu Bernama Al Zoomiyah”.
Olah pikir ditampilkan oleh Indroyono Soesilo, mantan Menko Kemaritiman, melalui demo interaktif teknologi Artifical Intelligence (AI) mutakhir, yang, selain membuka kehadiran teknologi solutif, namun juga perlu diperhatikan dampak-dampak negatifnya.
Olahraga fisik juga muncul dalam acara ini lewat tari poco poco dan senam Maumere bersama.
Dalam kesempatan reuni, yang juga dihadiri pasangan masing masing, Dr. Achmad Djumarma, alumnus Geologi ITB 1973, memperkenalkan buku karyanya yang mutakhir berjudul PERAWI GUNUNG API, berisi pengalaman hidup mendalami ilmu volkanologi dan telah menapaki gunung-gunung api aktif Dunia, dari Selandia Baru hingga Mount Saint Helen di Negara Bagian AS.
Pada tahun 1973, ada 57 mahasiswa baru jurusan Geologi ITB dan mulai lulus meninggalkan Kampus Ganesha pada kurun 1978 – 1980. Usai mereka menyelesaikan pendidikannya, sebagian besar langsung habis terserap oleh industri mineral dan migas dalam negeri, apalagi, kala itu, ada program Indonesianisasi.
Setelah 52 tahun, saat pertama kali menjejakkan kaki mereka di Kampus Ganesha-Bandung, tercatat karya karya nyata para alumni Geologi ITB 1973 yang telah mereka abdikan untuk Nusa dan Bangsa. Pengabdian para Alumni Geologi ITB 1973 beragam, ada yang mengabdi sebagai Menteri Koordinator, ada yang pernah menjabat Deputi Menteri, Deputi BP Migas, ada yang pernah mengemban tugas sebagai Direktur Jenderal, ada pula yang mengabdi sebagai Guru Besar di Kampus ITB, serta di Kampus Kampus lain.
Profesi para alumni juga beragam, ada yang berprofesi sebagai geologist, explorationist, geophysist, ahli penanggulangan bencana, petroleum geochemist, environmental geologist, volcanologist hingga menjabat Direktur di Industri-Industri Migas, serta konsultan bidang eksplorasi batubara, mineral dan migas. Ada pula yang terjun ke dunia perkebunan dan industri media.
Di usia rata rata 71 tahun ini, walaupun sebagian besar dari mereka sudah purna-tugas, semangat untuk berkarya masih tetap menyala. Beberapa diantaranya masih mengajar di perguruan perguruan tinggi, ada yang masih menjabat General Manager industri perminyakan dengan produksi rata rata 10.000 barrel per-harinya, ada yang masih menjabat konsultan Bank Dunia menggarap proyek proyek geologi teknik, ada yang mengelola LSM bidang teknologi dan inovasi, ada yang terus memimpin industri perkebunan kelapa sawit seluas 15.000 hektar dengan karyawan 2000 orang, dan masih banyak lagi kiprah para alumni teknik geologi ITB 1973 pada saat ini. Sebanyak 13 Alumni diantaranya telah wafat, menghadap kepada Sang Pencipta. Namun demikian, motto para alumni Geologi ITB Angkatan 1973 tetap abadi, yaitu :” Persahabatan Äbadi Sepanjang Masa, Di Bawah Naungan Lambang Ganesha.”