Dewan Kurator Museum Soesilo Soedarman, Indroyono Soesilo mendukung upaya percepatan pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah Bagian Selatan (Jasela), khususnya Kabupaten Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, Kebumen, dan Purworejo (Barlingmascakebpur). Menurut Menteri Koordinator Maritim 2014-2015 itu, Jasela memiliki potensi maritim-kelautan, pertanian, dan pariwisata.
“Jika ke depan kawasan Jasela ini dimonetisasi dan dikelola dengan baik, maka bukan tidak mungkin kawasan ini akan lebih dikenal publik, mendatangkan banyak investasi, dan pada akhirnya meningkatkan taraf hidup masyarakat Jasela. Seperti Laboratorium Karangsambung di Kebumen yang akan semakin dikenal jika nanti ditetapkan sebagai UNESCO World Heritage,” jelas Indroyono Soesilo saat membuka FGD Percepatan Pengembangan Wilayah Barlingmascakebpur (Jasela) yang digelar di Museum Soesilo Soedarman, Gentasari, Cilacap, Rabu (30/05/2024).
FGD tersebut diselenggarakan oleh Museum Soesilo Soedarman sebagai tuan tumah dan mendapat dukungan dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) dan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DRD RI) Dapil Jawa Tengah (Jateng). Dalam kesempatan tersebut, Indroyonomendorong teman-teman dari 6 Kabupaten yang hadir untuk mengusulkan program pembangunan yang belum terlaksana dan memasukan usulan program pembangunan yang potensial seperti contoh potensi tanaman pangan dan perkebunan.
Usulan-usulan tersebut dapat menjadi pertimbangan mengingat Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2019 (Perpres 79/2019) tentang percepatan ekonomi di Jawa Tengah akan diperbaru dalam waktu dekat. Asisten Deputi Infrastruktur Pengembangan Wilayah (Asdep IPW) Kemenko Marves, Djoko Hartoyo menyebut, pada Juni 2024 akan ada verifikasi dan validasi dari pemerintah pusat, sebelum kemudian Perpres revisi diputuskan oleh Presiden medio Juli 2024.
“Tentunya ini menjadi peluang bagi pemerintah daerah di lingkup Barlingmascakebpur Jasela untuk meninjau kembali dan merevisi kegiatan/programnya,” jelas Asdep Djoko. “Kami berharap semua pihak bisa menjalin komunikasi, koordinasi, dan sinergi yang baik agar program Barlingmascakebpur Jasela yang akan dilaksanakan ke depan bisa berjalan dengan lancar. Percepatan pertumbuhan ekonomi di Jasela juga menjadi bagian upaya untuk mengurangi isu ketimpangan antar wilayah Indonesia,” lanjutnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2023, Jawa Tengah (Jateng) menjadi provinsi paling miskin kedua di Pulau Jawa dengan persentase 10,77 persen. Tercatat, jumlah penduduk miskin di Jateng mencapai 3,9 juta orang. Di Jateng, garis kemiskinan per kapita per bulan mencapai Rp 477.580. Sementara garis kemiskinan per rumah tangga miskin di Jateng sebesar Rp 2.044.042, arau naik dari Rp 1.883.325 pada September 2022. Menurut Asdep Djoko, dengan kondisi demikian, Jawa Tengah harus berupaya agar minimal menjadi provinsi dengan rata-rata pendapatan kelas menengah ke atas.
Belajar dari pengalaman mengawal Perpres 87 Tahun 2021 tentang Pengembangan Kawasan Rebana dan Jabar Bagian Selatan, Asdep Djoko mengingatkan agar pemerintah daerah di Barlingmascakebpur Jasela bisa memastikan kesiapan empat hal penting sebelum mengusulkan kegiatan untuk revisi Perpres 79/2019, yaitu kesiapan pembebasan lahan, kesiapan dokumen Readiness Criteria (RC), aspek pendanaan, dan dokumen perizinan. “Pengalaman dari Jawa Barat, empat hal itu penting sekali dalam percepatan pengembangan wilayah,” jelas Asdep Djoko.
Abdul Kholik, DPD RI Dapil Jateng mengusulkan pembentukan Pusat Pertumbuhan Ekonomi di 3 Kawasan Jateng. Pertama, Jateng Utara dengan poros pertumbuhan di Kota Semarang dengan potensi utama industri, pertanian dan maritim-kelautan. Kedua, Jateng Timur dengan poros pertumbuhan di Kota Surakarta dengan potensi utama berupa industri, pertanian dan pariwisata. Dan Ketiga, Jateng Selatan (Jasela) dengan poros pertumbuhan di Purwokerto dengan potensi utama maritim-kelautan, pertanian dan pariwisata.